Kata IKHLAS sangat mudah di ucapkan namun pelaksanaanya butuh upaya ektra, seringkali kita mampu ikhlas di awal mengerjakan sesuatu , namun saat ditengah pekerjaan sering kali berbagai macam ujian dan cobaan menghadang sehingga keilkhlasanpun menjadi kendur, luntur dan jatuh kecebur sumur riya’ dan ujub. Na’udzubillahi min dzaalik.
Sahabat, ternyata untuk menjadi pribadi yang ikhlas kita perlu berlatih untuk senantiasa membersihkan hati dan menjaga akhlak yang terpuji. Terkadang sedemikian kita menikmati kegiatan kegiatan kita namun Hati ini kita biarkan kosong dan gersang sehingga tanpa kita sadari hati telah menjadi sarang penyakit. Mulut berbusa mengeluarkan kata-kata tanpa makna. Anggota badan bekerja bagai robot kasar tanpa rasa dan hati.
Seringkali ketidak ikhlasan pula yang memasukkan kita kedalam masalah yang sangat mengganggu psikis maupun psikologis kita. Saat berhasil mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, ternyata kebahagiaan yang didapatkan adalah kebahagiaan semu semata. Lebih parah lagi jika ternyata apa yang kita peroleh tidak sesuai denngan apa yang kita harapkan.
Contohnya disaat kita telah berniat melakukan satu kebaikan, disaat itu kita berharap bahwa niat baik kita akan memberikan sesuatu yang bermanfaat. Namun sering kali ujian yang kita dapati malah dengan respon yang tidak sesuai harapan, niat yang kita anggap baik, ternyata tidak mendapatkan respon yang baik dari lingkungan. Disinilah keikhlasan kita teruji, tidak jarang diantara kita kemudian merasa kecewa dan marah karena merasa respon yang diterima dari lingkungan tidak sesuai harapan.
Sehingga keikhlasan menjadi mutiara yang teramat mahal dan harus dimiliki setiap kita dan terlebih lebih sebagai people helpers. Mutiara yang harus senantiasa dibersihkan dari berbagai macam kotoran dan debu.
Keikhlasan membuat beban menjadi ringan, kesusahan menjadi hiburan, musibah menjadi pembersih hati. Pengalaman saya pribadi setiap kali akan melakukan terapi bersama klien, saat saya mengawali dengan membersihkan diri dan hati dari segala bentuk penghalang misal orientasi materi dll. Proses dan hasil terapi sangat berbeda dengan saat tidak menyiapkan hati untuk ikhlas.
Dengan ikhlas pikiran semakin terbuka, ide semakin mengalir alami mengikuti aliran suasana yang selalu unik. Proses menerima dan memanfaatkan kan keadaan klien dan suasana terapi menjadi semakin mudah dinikmati.
Tidak jarang karena kurang ikhlas, upaya upaya yang dilakukan untuk memberdayakan diri jadi kurang berjalan lancar.
Jadi teringat dengan hadist pertama dari arbain nawawiyah dimana Rasulullah mengajak kita untuk menguatkan niat agar tidak nanggung hanya dengan urusan materi dan dunia. Karena kata Rasulullah sesungguhnya yang kita dapatkan adalah sesuai dengan apa yang kita niatkan.
Ketika kita mengikhlaskan hati untuk niatan kebaikan tertinggi yang kita harapkan yaitu keridhaan dari Allah atas segala aktifitas kita, maka tentu kita pun sampai pada puncak tertinggi dari segala cita cita yaitu keridhoan Allah..
Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam hati kita dalam menjalani kehidupan ini. Mempersembahkan yang terbaik dengan niatan terbaik.
Selamat beraktivitas
Denpasar, 5 januari 2011
09.19wita
Ahmad Rosadi Lubis
Ocean Training & Consulting
www.banglubis.com
0 comments:
Posting Komentar