Ketika kita membuka literatur tentang hipnosis, sederhananya kita akan menemukan bahwa kondisi hipnosis itu adalah sebuah kondisi yang alami. Artinya sebuah kondisi yang sering kita rasakan dalam kehidupan sehari hari sejak kita bangun tidur hingga kita tidur lagi.
Namun begitu banyak kalangan praktisi dan pakar hypnosis yang mencoba mendefinisikan hypnosis diantaranya :
- Hypnosis adalah teknik atau cara mempengaruhi orang lain untuk masuk kedalam kondisi trance.
- Hypnosis adalah suatu kondisi seseorang mengalami konsentrasi internal sehingga sangat mudah untuk menerima sugesti/saran.
- Hypnosis adalah seni komunikasi memengaruhi seseorang dengan cara mengendalikan gelombang otak dari Beta menuju Alfa dan Theta.
- Hypnosis adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa sangat rileks atau sangat focus atau kombinasi keduanya sehingga semakin mudah untuk mengeksplorasi bawah sadar.
- Hypnosis adalah suatu kondisi pikiran dimana alam bawah sadar lebih terbuka untuk menerima dan merekan pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar diri.
Semua definisi diatas benar , namun mari sementara kita gunakan usulan definisi dari U.S. Department of Education , Human services Division, yang mengatakan bahwa; “Hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking” atau “Hypnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti”. Maka dengan definisi ini jelaslah perbedaan antara hypnosis dengan kondisi mental yang lain.
Sebuah kondisi disaat manusia merasakan keaadaan yang sangat nyaman dan damai didalam pikirannya, kemudian dalam kedamaian dan ketenangan pikiran inilah manusia menjadi semakin terbuka pikirannya untuk menerima nasihat , saran, pengaruh dan sejenisnya. Dalam dunia hipnosis lebih dikenal dengan istilah sugesti.
Manusia yang sedang berada dalam kondisi hipnosis relatif lebih mudah dan cepat menerima informasi, meningkat daya ingat dan daya pikirnya, yang didukung pula dengan semakin aktifnya potensi pancaindra yang dimiliki manusia.
Jika seorang manusia semakin terlatih dan terbiasa untuk melakukan zikir, doa, sholat dengan penuh keshyukan maka sebenarnya telah menunjukan seseorang tersebut telah memiliki kemampuan yang sangat baik untuk masuk ke kondisi hipnosis, yaitu kemampuannya untuk menjadikan jiwanya senantiasa tenang dan senantiasa mudah untuk menjaga fokus pikirannya. Kondisi jiwa yang tenang (rileks) dan pikiran yang fokus ini biasa kita kenal dengan istilah khusyuk dan tuma’ninah, dan itulah kondisi hipnosis.
0 comments:
Posting Komentar